Epik Interaktif di Jantung Kotatua Jakarta

Di suatu ruang rahasia di Kotatua Jakarta, tepatnya di Museum Sejarah Jakarta, tersembunyi salah satu harta karun terbesar kota ini. Beberapa pihak mengisahkan tentang sebuah mural raksasa yang dibuat oleh maestro seniman Harijadi S. yang menggambarkan suatu cerita misterius tentang kota dan penduduknya saat Belanda masih berjaya di bumi Nusantara. Belum selesai dan terlupakan, segala sesuatu yang kita tahu tentang mural tersebut hanya rumor dan legenda—sampai sekelompok seniman muda dari Inggris dan Indonesia tak sengaja menemukannya kembali pada tahun 2010 lalu. Disinilah kisah Mystery of Batavia dimulai…

Kota Batavia senantiasa dibanjiri dengan rumor dan legenda. Salah satunya, tentang sekelompok bandit yang mencuri Pedang Pangeran Jayakarta, sang ‘pedang pelindung kota’. Sontak, penduduk setempat panik akan kemungkinan terjadinya bencana mengerikan: kota terkubur di bawah lava, kehancuran oleh tsunami, atau didera wabah penyakit.

Khawatir akan terjadinya kerusuhan, pemerintah kolonial bereaksi dengan cepat dan keras, menangkap dan menahan para tersangka potensial di beberapa wilayah, seperti di China Town dan beberapa kampung. Situasi yang berbahaya ini pun bertepatan dengan kehadiran sejumlah individu berpengaruh kuat dan berkedudukan tinggi, diantaranya seorang pangeran Jawa, bajak laut Arab, utusan Kerajaan Inggris, dan seorang pedagang Perancis – yang kesemuanya dikabarkan sebagai pemburu Pedang Pangeran Jayakarta, yang akan memberikan kemuliaan dan keberuntungan tanpa batas pada pemiliknya. Siapa yang akan berhasil memilikinya? Dan apa yang akan menimpa kota Batavia jika ‘sang pedang pelindung kota’ dibawa keluar dari Batavia untuk selamanya?

Terinspirasi akan legenda tersebut, sekelompok penulis, animator, seniman komik, desainer game, dan aktor panggung dari Inggris dan Indonesia, berkolaborasi untuk menceritakan kembali legenda kuno kota Batavia tersebut. Dengan berbasiskan kesuksesan program Video Mapping di Museum Sejarah Jakarta pada 13 Maret 2010 silam, bersama-sama mereka menghasilkan apa yang disebut-sebut oleh para kritikus sebagai sebuah genre baru dalam metode storytelling—sebuah kisah thriller detektif multi-budaya, yang mencakup ragam animasi, cerita teater, serial komik, dan bagian permainan fisik seperti Amazing Race yang interaktif, menggabungkan sejarah dengan kreativitas dan teknologi digital, serta Interactive Animated Performance.

Interactive Animated Performance merupakan karya seni yang merupakan perpaduan antara animasi, Video Mapping, dan penampilan khusus oleh Teater Koma, serta permainan interaktif istimewa yaitu The Magic Torch Game, yang dilakukan untuk ‘menyelesaikan’ mural karya seni Harijadi dari tim Logika Interaktif.

Interactive Animated Performance juga merupakan kolaborasi penulis, animator, komikus dari Inggris dan Indonesia, pengembang game dan pemain teater serta sejarawan senior.

Seniman Inggris yang berkolaborasi dalam program ini adalah Ian Livingstone, sang produser ternama dari game laris Lara Croft: Tomb Raider, dan Ed Hillyer, seorang novelis grafis yang karyanya telah diterbitkan oleh Marvel, DC Comics dan Dark Horse.

Para seniman Indonesia yang turut andil dalam program ini diantaranya Teater Koma, seniman komik Oyasujiwo, desainer panggung Iskandar Loedin, dan tim pengembang game dari Logika Interaktif.

Setelah peluncuran ditanggal 12 Maret 2011, Interactive Anitmated Performance dapat disaksikan oleh masyarakat luas diruang etnography, Museum Sejarah Jakarta dikawasan Kota Tua setiap Sabtu pukul 16:00-21:00 dan Minggu pukul 10:00-15:00 dari tanggal 13 Maret 2011- 15 Mei 2011.

0/Post a Comment/Comments